Lima Februari Kemarin, Hanya 3 Jam Kutemani Anakku Di Dunia

Rabu, 5 Februari 2020. Anakku meninggal ketika berusia delapan bulan, setelah sempat berada di dunia selama tiga jam usai dilahirkan melalui operasi cesar. Sungguh berat cobaan ini. Baru seminggu sebelumnya dokter katakan, bulan depan dia akan lahir ke dunia. Aku berpasrah diri, mungkin Tuhan punya rencana berbeda, sekarang anakku telah di pusara.

"Cerita ini berawal saat aku dan istriku, Israni Silvia tertimpa cabang Pohon Sonokeling di sekitar Wates Sleman, Yogyakarta."

Aku mengalami luka lebam dan lecet disana sini. Tapi luka ini tak seberapa dibandingkan istriku yang saat itu mengandung. Dia mengalami luka serius di tulang pinggul, tulang duduk dan tulang kemaluan, yang berdampak pada anak kami yang masih dalam kandungan. Saat ini istriku masih dirawat di RS di Yogyakarta, dia masih belum bisa berdiri. Di RS ini aku rasa cukup bagus dan mempunyai  fasilitas medis yang lebih memadai. Di sini aku perlu bantuan dari TemanBaik. Bagaimanapun juga biaya pengobatan istriku cukup menguras tabunganku dan keluarga besar. Untuk operasi saja berkisar ratusan juta kata dokter. Belum lagi untuk menyembuhkan trauma karena kehilangan anak.

Saat menulis cerita ini, aku sedang menemani istriku. Aku hanya jauh dari sisinya ketika kemarin memakamkan putraku. Tak tega rasanya, melihat dia terbangun di tengah malam dan menangis karena mimpi tertimpa pohon. Dia masih sulit melupakan musibah hari itu, masih berat menyerahkan semua pada Yang Maha Kuasa.   

TemanBaik semua, aku tak mau kehilangan istriku. Apabila dia sudah sehat, aku ingin mengajaknya berserah diri kepada Tuhan dengan ziarah ke tanah suci. Tentu ini semua bisa dilakukan setelah dia dioperasi, setelah diterapi oleh dokter. Aku mohon doa dan bantuan TemanBaik semua, bisa dengan KLIK “Donasi” atau SHARE cerita ini agar TemanBaik lainnya dapat bantu ringankan cobaan ini. (SID)