Suciyah Tak Punya Biaya Untuk Operasi Kanker Payudara

Halo TemanBaik, perkenalkan saya Sinarwadi. Setahun ini istri saya Suciyah menderita kanker payudara. Awalnya saya hanya membawanya berobat ke Puskesmas di Jerowaru, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) karena tak punya biaya untuk berobat ke rumah sakit di kabupaten. 

Benar TemanBaik, saya TAK PUNYA BIAYA untuk berobat, bukan kekurangan biaya. Sehari-hari saya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan Rp 40.000 per hari Sedangkan Suciyah sebagai buruh pengrajin rotan dengan gaji Rp 25.000 per hari. Tentu TemanBaik bisa membayangkan bahwa penghasilan kami tak seberapa. Untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari saja kami cukup kesulitan. Apalagi ditambah biaya berobat Suciyah yang tak punya BPJS.

Saya sangat mencintai istri saya dan sangat berharap dia bisa sembuh. Sebenarnya saya rela melakukan apapun untuk kesembuhannya. Saya sempat berpikir untuk menjual rumah agar uangnya bisa digunakan untuk berobat. Saya sendiri bingung, mau mencari uang tambahan dari mana lagi untuk pengobatan istri. Tak mungkin saya mengumpulkan dana sebanyak itu.

Tapi niat ini batal setelah mendapat saran agar tak buru-buru mengambil keputusan untuk menjual rumah. Kata teman-teman di kampung, mereka akan berusaha udunan untuk bantu meringankan biaya pengobatan. Tambah mereka lagi, pikirkan juga ketiga anak saya yang masih kecil-kecil.

Kanker di tubuh Suciyah terus berkembang. Dua minggu lalu, saat dicek masih di stadium 1,4. Kemarin, saat diperiksa lagi di Rumah Sakit Selong Lombok Timur, meningkat di stadium 1,6. Saya sangat khawatir kanker ini terus berkembang dan akan berakibat buruk. Rencananya, bulan April tahun ini, istri saya akan menjalani operasi di RSUD dr. R. Soedjono Selong. Kami SANGAT membutuhkan bantuan biaya sebesar 50 juta rupiah untuk berobat. 

Atas saran teman-teman, saya juga berikhtiar lewat BenihBaik.com Semoga hati TemanBaik bisa tergugah untuk membantu istri saya (MP/SID)