Kategori Campaign
Panggilan Mendesak
Kemanusiaan
Ditinggal Donatur, Nasib Panti Asuhan Karya Betzy Indonesia Medan Terancam Tak Punya Tempat Tinggal
Desman salah satu anak dari Panti Asuhan Karya Betzy Indonesia Medan terpaksa putus sekolah di bangku 2 SMP karena orang tua tidak sanggup melanjutkan sekolahnya. Ia kemudian datang ke panti dan belajar serta mulai membangun masa depan. Desman murid berprestasi hingga ia bisa melanjutkan sekolah SMK jurusan komputer, namun sayangnya Panti Asuhan Karya Betzy tidak memiliki komputer untuk belajar.Sudah 5 bulan lamanya mereka kehilangan donatur yang biasa berkunjung untuk membantu kebutuhan panti. Victor Zebua selaku pembina anak-anak di Panti Asuhan Panti Asuhan Karya Betzy merasa iba karena mereka tidak memiliki perlengkapan sekolah, kebutuhan makanan sehari-hari. Panti Asuhan Karya Betzy Indonesia Medan kini terancam tidak memiliki tempat tinggal lagi karena mereka tidak memiliki dana yang cukup untuk melanjutkan kontrak rumah. Sebanyak 40 anak di panti ini membutuhkan bantuan agar mereka merasakan kehidupan yang layak selama di panti. TemanBaik, jangan biarkan anak-anak di Panti Asuhan Karya Betzy Indonesia ini kehilangan tempat tinggal mereka. Harapannya, apabila dana terkumpul akan digunakan untuk biaya kontrak rumah. Ayo jadilah jembatan kebaikan agar Panti Asuhan Karya Betzy Indonesia tetap bisa memiliki tempat tinggal yang aman, dan layak serta terpenuhi kebutuhan sehari-harinya. Bantuan dari TemanBaik dapat disalurkan dengan cara: Klik “Donasi Sekarang” Isi nominal.Pilih metode pembayaran. Donasi bisa lewat OVO, DANA, LinkAja, BCA KlikPay, KlikBCA, BRI E-Pay Sakuku, Go-Pay dll. Bisa juga lewat Transfer Bank (BCA, Mandiri, BRI, BNI). Atau lewat Kartu Kredit.
Dana terkumpul
Rp 78.414.212
2 hari lagi
Dari Rp 190.000.000
Donasi
Keagamaan
Rawan Hancur karena Termakan Usia, Masjid Kampung Nila NTT Harus Direnovasi
"Tiap sholat Jumat, kami sampai harus bangun tenda di luar karena di dalam masjid sudah tidak cukup sama sekali.” ucap warga Kampung NilaHai TemanBaik!Inilah kegiatan kami warga Kampung Nila, Kabupaten Nagekeo - NTT, saat sedang menjalani kegiataan keagamaan di masjid kecil tua yang rawan hancur ini. Masjid Nurul Iman Nila adalah satu-satunya masjid yang warga miliki. Usianya sudah lebih dari 32 tahun dan kondisinya sekarang butuh perbaikan. Apalagi, semakin banyaknya jamaah, masjid ini tidak mampu menampung semua jamaah. Dulunya cuma 47 KK, sekarang sudah mencapai 162 KK jamaah. Perkembangan mualaf di Kampung Nila memang tergolong cepat dalam 30 tahun belakangan, tapi sayangnya fasilitas masjid malah kurang memadai. 32 tahun berdiri membuat banyak bagian masjid yang keropos. Kami takut sekali kalau ada gempa mengguncang sedikit saja, masjid bisa hancur dan membahayakan jamaah. Maka dari itu, kami ingin sekali membangun kembali masjid yang layak, supaya para jamaah bisa beribadah dengan nyaman dan aman. Meski, dari hasil penghasilan sebagai buruh tani tidak seberapa, kami tetap bergotong royong secara swadaya.Entah kapan pembangunan masjid bisa cepat selesai, karena sampai sekarang hasil iuran yang didapat masih sangat sedikit. TemanBaik, muslim di Kampung Nila membutuhkan bantuanmu! Sedikit banyaknya donasi darimu bisa menjadi ladang pahala untuk mereka yang mengharapkan bisa beribadah dengan nyaman. Untuk TemanBaik yang mau membantu pembangunan masjid di Kampung Nila bisa menyalurkannya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini ya!
Dana terkumpul
Rp 370.000
11 hari lagi
Dari Rp 200.000.000
Donasi
Lansia
Usia 85 Tahun Mbah Mijem Berjuang Mengurus Anaknya yang Lumpuh
Kasih Ibu sepanjang masa, kalimat itulah yang cocok untuk menggambarkan Mbah Mijem. Meski badannya sudah ringkih termakan usia, tapi Ia tetap berjuang seorang diri merawat anaknya yang lumpuh total sejak 3 tahun lalu.Mbah Mijem (84 thn) tinggal hanya berdua dengan sang anak, Pak Maryanto (54 thn), di rumah yang sudah hampir roboh di kawasan Desa Poncosari, Bantul Yogyakarta. Bahkan rumahnya harus ditopang bambu, dindingnya dari anyaman yang sudah lapuk, dan dapurnya tidak layak.Kegiatan sehari-hari Mbah Mijem mengurus Pak Maryanto yang hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur. Pak Maryanto mengalami kecelakaan saat kerja bakti mengangkut kayu yang berat hingga tak sengaja terperosok. Akibatnya kaki sang anak pincang.Tapi saat itu Pak Maryanto mengabaikan kakinya yang pincang dan tetap beraktivitas seperti biasa sebagai tukang becak. Hingga pada suatu ketika, kakinya tak bisa digerakkan sama sekali dan tidak bisa beraktivitas. Sejak itu, Mbah Mijem harus menggantikan untuk mencari nafkah.Mbah Mijem bekerja menjual daun pisang yang dipetik di sekitar rumahnya dengan upah Rp 10 ribu. Bahkan terkadang Mbah Mijem menukar daun pisang tersebut dengan tempe untuk lauk makan bersama anaknya. Kadang Mbah Mijem juga memetik biji melinjo untuk dimasak.Harapan Mbah Mijem sangat besar agar Ia bisa selalu sehat agar bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari, membawa anaknya berobat, hingga memiliki rumah yang layak.#TemanBaik, mari bantu Mbah Mijem agar harapannya bisa terwujud dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul
Rp 2.963.029
12 hari lagi
Dari Rp 25.000.000
Donasi