Panggilan Mendesak

camp
Kemanusiaan

Mari Bersama Bantu Keluarga Prasejahtera

 “Kamu bersedekah ketika sehat dan pelit, takut miskin dan bermimpi menjadi kaya. Jadi jangan menundanya sampai hidup Anda dipertaruhkan. Jadi Anda berkata, si anu memiliki ini dan si anu memiliki ini. Sekalipun harta itu milik si fulan.” (HR. Bukhari)Bentuk ibadah di bulan suci Ramadhan bermacam-macam, salah satunya dengan menunjukkan kepedulian dan menolong sesama termasuk keluarga prasejahtera. Keluarga prasejahtera merupakan keluarga yang hidup di bawah standar kehidupan layak atau kesulitan ekonomi.  Mereka yang merupakan keluarga prasejahtera biasanya pendapatannya  rendah sehingga terbatas untuk memperoleh pendidikan, perawatan kesehatan, rumah yang layak, bahkan sulit memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan papan. Kelompok yang termasuk keluarga prasejahtera diantaranya anak-anak terlantar, pengungsi, lansia, buruh penghasilan rendah, hingga orang disabilitas.Berbagi dengan mereka yang membutuhkan bukan hanya merupakan kewajiban moral, tetapi juga merupakan cara yang efektif untuk merasakan kebersamaan, kebahagiaan membantu sesama, dan mendapatkan berkah Allah SWT. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan moment bulan suci Ramadhan dengan merangkul keluarga prasejahtera.Kita bisa memberikan mereka harapan dan keberkahan dengan meningkatkan kualitas hidup mereka dan kita sendiri bisa mendapatkan pahala berkali lipat. Dengan membantu keluarga prasejahtera mencapai kesejahteraan, kita dapat membantu menciptakan masa depan yang lebih cerah dan berkelimpahan bagi semua orang.Pada campaign kali ini, mari kita bersama-sama berbagi sembako kepada keluarga prasejahtera. Bantuan kita bisa menolong mereka terpenuhi kebutuhannya dalam beribadah sahur dan buka puasa dengan tenang.#TemanBaik, mari #SamaSama berbagi untuk Keluarga PraSejahtera dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul Rp 3.596.089
11 hari lagi Dari Rp 30.000.000
Donasi
camp
Pendidikan

Bangun Lagi Sekolah Agama ini dengan Fasilitas Pendidikan yang Memadai

Guru-guru kami bekerja dengan tekun, meskipun tanpa bantuan finansial yang seharusnya didapatkan. Sarana dan prasarana pembelajaran sangat minim, dana operasional kami hanya berasal dari infak siswa yang masih belum bisa mencukupi kebutuhan pendidikan.Aku Ilham Komara, yang sejak tahun 2000 sudah menjadi guru. Banyak cerita suka dan duka selama membentuk calon generasi bangsa ini. Salah satunya ialah ketika aku mulai menjabat sebagai kepala sekolah pada tahun 2018 di Madrasah Diniyah Mafatihil Maksudiyah sampai saat ini. Aku menyadari tantangan besar yang kami hadapi. Madrasah ini sangat berbeda dengan sekolah dasar biasa yang mendapat bantuan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah. Di madrasah kami, benar-benar bergantung pada sumber daya yang sangat terbatas. Ada satu momen dalam perjalanan kami dalam mengajar yang sampai sekarang masih kami ingat. Pada tahun 2018, madrasah yang terletak di  Kp. Lebakwangi Desa Cijambe, Sukabumi ini hampir diambang kebangkrutan. Guru-guru kami meninggalkan kami, dan hanya sekitar 15 siswa yang tinggal. Namun, dengan tekad dan semangat yang kuat - kami tidak menyerah. Kami terus berjuang untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak-anak kami.Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu, berkat kerja keras kami, jumlah siswa di madrasah ini kini telah meningkat menjadi 120 siswa. Walaupun sampai sekarang kendala fasilitas pendidikan belum terpenuhi.Kalau nanti kami mendapatkan bantuan, akan digunakan untuk melengkapi sarana dan prasarana pendidikan yang masih sangat kurang. Ya, seperti peralatan shalat yang layak, dan memperbaiki tempat belajar yang rusak. Itu adalah impianku untuk memberikan anak-anak didik kami lingkungan belajar yang lebih baik. Aku yakin bahwa Madrasah Diniyah Mafatihil Maksudiyah akan terus berkembang dan memberikan pendidikan yang berkualitas kepada generasi mendatang. Maka dari itu, untuk TemanBaik yang ingin membantu bisa klik Donasi Sekarang di bawah ini ya!
Dana terkumpul Rp 50.000
14 hari lagi Dari Rp 20.000.000
Donasi
camp
Kemanusiaan

Perjuangan Sepasang Lansia yang Tetap Bekerja demi Bisa Memperbaiki Rumah

“Nggak ada waktu untuk menyerah dan santai-santai. Mau punggung sakit juga, aku tetap kerja demi istri supaya bisa makan dan berobat,” keinginan di hati kecil Mbah Isra (83 tahun)Di usia yang sudah senja ini, mungkin kebanyakan orang akan bilang 'istirahat saja di rumah'. Tapi itu nggak berlaku untukku. Aku masih menjadi buruh tani sekaligus mencari sisa padi untuk dijual demi aku dan istriku bisa bertahan hidup. Tapi sudah tua begini juga masih ada yang sering menipu dan memanfaatkan kami. Ada yang suka beli padi tapi nggak bayar. Mungkin karena aku nggak bisa baca dan tulis. Aku sadar walaupun berdua, kebutuhan sehari-hari nggak bisa hanya dipenuhi dari 1 pekerjaan saja. Itulah kenapa aku juga mencari barang rongsokan untuk penghasilan tambahan. Namanya juga sudah tua, dan badanku bungkuk. Jadi seringkali hampir pingsan kalau sedang bekerja. Tapi itu nggak menjadikanku hambatan untuk terus bekerja demi hidup yang bisa membaik. Karena selain bisa malan layak, aku bermimpi bisa memperbaiki rumah yang sering terkena banjir sampai barang-barang kami rusak. Di Kp Sapan, Tegalluar, Bojongsoang, Bandung, dan di rumah inilah aku dan istriku yang sudah berusia 77 tahun berteduh. Memang rumahnya sudah nggak layak huni yang kalau hujan sudah pasti kebanjiran. Nggak jarang aku dan istri terpaksa mengungsi. Kalau sudah mulai surut baru balik lagi untuk beres-beres dengan tenaga seadanya.Harapannya, kami masih bisa memperbaiki rumah ini dan memiliki warung untuk usaha. Supaya tubuh yang sudah renta ini bisa istirahat, tapi tetap bisa dapat penghasilan! TemanBaik, kami membutuhkan uluran tangan kalian semua. Untuk TemanBaik yang ingin membantu, dapat menyalurkannya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini ya! 
Dana terkumpul Rp 1.318.025
1 hari lagi Dari Rp 39.550.000
Donasi

Pilihan Campaign