Panggilan Mendesak

camp
Kemanusiaan

Sedekah Rutin untuk Sahabat Disabilitas

Tidak bisa dipungkiri, sahabat disabilitas masih mengalami kesulitan di berbagai bidang terutama akses mereka untuk mendapatkan pekerjaan, pendidikan hingga kesehatan. Apalagi dengan situasi ekonomi sulit seperti saat ini, mereka adalah kelompok yang paling terdampak. Ayo kita bantu mereka!Misalnya Moh Muksid (41 tahun) seorang tulang punggung keluarga yang memiliki dua anak yang masih membutuhkan biaya pendidikan. Moh Muksid merupakan disabilitas yang tidak memiliki kaki kanan. Sementara itu, jari-jari tangan kiri dan kanannya juga tidak sempurna. Namun sejak kecil ia terbiasa hidup mandiri.Saat ini, dia bersama istrinya berjualan pakan ikan seperti cacing kristal, cacing darat, kutu air hingga jentik.  Hasil penjualan setiap harinya paling banyak Rp 50 ribu. Meski pas-pasan bahkan kurang untuk kebutuhan sehari-hari tapi ia tetap bersyukur.Untuk itu, Rumah Yatim berinisiatif untuk membantu Moh Muksid dan sahabat disabilitas lainnya dengan memberikan santunan dan sembako. Harapannya, dengan cara ini bisa mengurangi beban sahabat disabilitas. Yuk bersama berikan bantuan untuk para sahabat disabilitas di Indonesia.
Dana terkumpul Rp 2.299.069
8 hari lagi Dari Rp 200.000.000
Donasi
camp
Kemanusiaan

Berbagi Kebaikan Untuk 25 Anak di Panti Asuhan

Makan nasi campur kecap dan garam jadi menu utama anak-anak panti, bahkan karena tidak ada donatur sama sekali, mereka harus menahan perihnya lapar. Tapi, saya percaya Tuhan akan berikan pertolongan, saya mengajarkan agar anak-anak tidak putus asa dan selalu berdoa.Thomas Ulolo bagai malaikat untuk 25 anak-anak di Yayasan Panti Asuhan Berkat Indah . Beberapa tahun terakhir beliau berjuang untuk bisa merawat seluruh anak-anak panti.Memperjuangkan misi kemanusiaan bukanlah hal yang muda. Ada gejolak di hati dan pikiran, ingin menghidupi diri sendiri atau membantu anak yatim ini?Sejak pandemi, donatur semakin sepi, tak menentu datanya. Thomas sampai sisihkan dari hasil dagangannya menjadi tukang jagung demi beri makan puluhan anak-anak di sana, tapi itupun tidak cukup memenuhi kebutuhan. Belum lagi ada kebutuhan sekolah anak-anak yang harus dibayar setiap bulan.Thomas memutar otak agar anak-anak bisa makan, tak jarang Thomas memberikan sisa dagangannya, cara dia lakukan untuk ganjal lapar.Thomas terkadang sedih mengingat anak-anak di sini adalah anak-anak yang tak memiliki orangtua, atau ditelantarkan keluarganya. Tapi, dia meyakini diri kalau mereka adalah anak-anak pilihan yang dikirim oleh Tuhan.#TemanBaik, hukum tabur tuai itu nyata. Jika kita memberi kebaikan untuk orang lain, maka kita akan menuai kebaikan juga.Yuk, patungan untuk membantu puluhan anak-anak panti dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul Rp 16.332.003
14 hari lagi Dari Rp 40.000.000
Donasi
camp
Anak

Arseline Butuh Beberapa Kali Operasi untuk Berjuang Sembuh dari Hidrosefalus

“Jika tidak menjalani pengobatan, anakku bisa mengalami kelumpuhan total hingga dewasa! Berulang kali, anakku dilarikan ke rumah sakit untuk rawat inap. Aku hampir kehilangan harapan, apalagi ketika terhimpit biaya.”“Pernah aku tidak punya uang untuk sekedar makan saat anakku menjalani operasi. Tapi tiba-tiba rekan suami memberikan bantuan dana, dan aku hanya bisa menangis, merasa sangat bersyukur karena masih ada harapan di tengah kesulitan ini." -Sharmila, Orang tua Arselina-Kondisi kesehatan anakku, Arseline Alifia Nirmala (2 thn), mulai berubah ketika usianya 2 bulan. Betapa terkejut dan takutnya aku saat melihatnya kejang berulang kali, bahkan nyaris kehilangannya ketika Ia kritis selama 3 hari. Tapi syukurlah anakku masih bertahan.Memasuki usia 1 tahun, kecurigaanku muncul karena perkembangan anakku sangat lambat. Kecemasanku yang tak terhingga membuatku membawanya periksa ke dokter. Hasilnya membuatku sangat terpuruk, anakku di diagnosa hidrosefalus! Duniaku runtuh mengetahui ada kelebihan cairan di otaknya.Tindakan operasi pemasangan selang dari kepala menuju lambungnya dilakukan untuk mengurangi penumpukan cairan di kepalanya. Namun setelah operasi, anakku malah jadi sering sesak napas. Setelah dicek, selang medis yang seharusnya menuju lambungnya malah pindah ke paru-paru, akibatnya paru-paru anakku penuh dengan cairan.Akhirnya dokter memutuskan selang medis itu dicabut karena tubuh anakku sulit menerima benda asing. Kini, kondisi anakku semakin melemah, badannya kaku, setiap hari demam tinggi dan hampir kejang. Tangan dan kakinya sudah tidak bisa lagi merespon.Namun, ketika anakku yang tidak bisa bicara mengucap kata, “Nda,” aku yakin kalau dia ingin bilang, “Bunda.” Hal itu membuat perasaanku hangat dan memberikan harapan baru bahwa anakku berupaya bertahan dan ingin sembuh, meski terhalang biaya.Suami saya hanya bekerja sebagai teknisi CCTV,  dan penghasilannya sangat terbatas untuk membiayai pengobatan anakku yang begitu besar. Aku sudah berusaha meminjam uang dari orang tua dan bahkan terpaksa meminjam uang online untuk membiayai pengobatannya selama ini. Pengobatan anakku masih panjang, anakku masih harus bolak-balik ke rumah sakit di Jakarta dari rumahku di Tangerang, Ia harus minum obat yang biayanya tidak dicover BPJS, dan untuk kebutuhan lainnya.#TemanBaik, mari bantu Arselina untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul Rp 3.584.043
11 hari lagi Dari Rp 5.817.000
Donasi

Pilihan Campaign