Kategori Campaign
Panggilan Mendesak
Anak
Penyakit Jantung Memicu Gangguan Paru-paru, Ginjal, Hingga Hati Hilyana!
“Anakku sempat kritis hingga koma! Penyakit jantungnya memicu gangguan di paru-paru, fungsi hati, hingga ginjalnya. Aku begitu terkejut dan terpukul sampai ASI untuk anakku tak bisa keluar sama sekali.“Sampai akhirnya anakku membuka mata, hatiku terenyuh. Anakku masih bisa tersenyum di tengah napasnya yang sesak dan kencingnya yang mengeluarkan darah. Aku merasa bersalah sekali, di saat ia berjuang sekuat itu, aku hampir kehabisan uang selama berobat ke Jakarta.” -Adinda, Orang tua Hilyana-Tiba-tiba anakku, Hilyana Khodijah (1 thn), selalu memuntahkan susunya melalui hidung! Aku semakin panik karena Ia mulai demam tinggi dan langsung membawanya ke rumah sakit. Namun, anakku langsung masuk IGD, tubuh kecilnya dipasangi infus dan alat oksigen karena napasnya tersendat.Apa yang terjadi? Aku ketakutan menyaksikan tubuh kecil anakku harus menerima semua alat medis itu. Dokter saat itu memanggilku dan berkata bahwa anakku mengalami jantung bocor. Saat itu duniaku terasa berhanti, kakiku lemas, dan air mataku tumpah.Anakku harus pindah rumah sakit yang lebih besar, tapi lagi-lagi aku harus menerima kabar buruk yang tak ada habisnya. Anakku mengalami sakit jantung jenis langka dan harus pengobatan ke rumah sakit di Jakarta. Bermodalkan tabungan seadanya, aku nekat membawa anakku dari Deli Serdang, Medan, ke Jakarta. Aku tidur di emperan rumah sakit, kehujanan, kedinginan, hanya beralaskan tikar karena tak ada biaya menyewa tempat tinggal. Aku rela tidak makan dan menepis rasa lapar, mending uang yang ada untuk anak.Operasi jantung pertama berhasil dijalani anakku. Syukurlah, kondisi anakku perlahan membaik. Ia sudah bisa bernapas tanpa oksigen dan tak lagi bergantung pada selang NGT untuk makan dan minumnya. Namun otot saraf anakku masih lemah. Kini, anakku sedang rutin menjalani fisioterapi. Perkembangannya pun sangat baik, Dulu Ia bahkan tak bisa mengangkat kepalanya, tapi sekarang ia sudah mulai bisa duduk dan belajar sedang.sedang proses terapi otot kaki agar bisa berdiri. Melihat kemajuan kecil itu membuatku selalu terharu.Ia juga harus menjalani operasi tahap-2 di Jakarta. Tapi aku sudah benar-benar kehabisan biaya, semua barang berharga juga sudah aku jual. Ongkos ke Jakarta sangat besar, belum lagi, anakku masih terus butuh biaya untuk obat yang tidak dicover BPJS, susu, dan kebutuhan lainnya.Suamiku hanyalah kuli bangunan yang penghasilannya Rp100 ribu sehari. Terkadang, suami mencari nafkah tambahan dengan membersihkan kandang ternak orang lain. Namun, pengobatan anakku tak bisa berhenti di tengah jalan. #TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Hilyana tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Hilyana!
Dana terkumpul
Rp 27.094.007
9 hari lagi
Dari Rp 24.600.000
Donasi
Anak
Sering Menjerit Kesakitan! Anak Petani Alami Kelainan jantung dan Abses di Otak
“Setiap kali nyeri di dada dan kepala menyerang, tangis anakku menggema memenuhi rumah !Aku hanya bisa memeluknya erat, berusaha menenangkan di tengah kepanikan, sambil terburu-buru membawanya ke rumah sakit.”“Derita yang dialami anakku berasal dari kelainan jantung bawaan dan penumpukan nanah di kepalanya akibat infeksi. Bahkan, rambutnya sampai rontok! Seolah itu menjadi pengingat betapa besar rasa sakit tak tertahankan yang harus Ia tanggung.” -Ainin Husna, Orang tua Aisyah-Dibalik segala keterbatasan ini, aku tidak ingin menyerah! Anakku, Aisyah Fadilla (6 thn), harus bisa sembuh dan ceria lagi seperti dulu. Syukurlah, Ia selalu semangat menjalani pengobatannya, membuat hatiku terasa tenang dan hangat. Bahkan, Ia sudah tidak sabar ingin kembali bersekolah dan bertemu teman-temannya. Mungkin karena Ia seringkali bertemu dokter sejak sakit, Ia jadi selalu mengungkapkan keinginannya menjadi dokter. Kalimat polos itu sering membuatku menangis haru. Padahal, sejak lahir Ia tidak ada tanda-tanda sakit hingga usianya 6 tahun. Penyakit ini datang bagai badai, begitu cepat menghantam. Diawali anakku mengalami demam tinggi, sesak napas, badannya mulai membiru dan sakit kepala. Setelah ketahuan sakit jantung dan abses serabi di otak, dokter mengatakan jalan satu-satunya anakku untuk sembuh hanyalah operasi. Kondisi anakku sangat lemah, hingga aku harus membawa anakku berobat ke Jakarta. Kebun dan sawah saya jual demi membawa putriku dari Aceh ke Jakarta. Ia sudah menjalani kateterisasi jantung, sedangkan operasinya besar akan dilakukan dalam waktu dekat. Namun, aku terkendala biaya karena aku tidak bisa mencari nafkah selama di perantauan.Aku merupakan seorang ibu sekaligus single parent yang harus menghidupi 4 orang anakku. Sehari-hari aku bekerja sebagai buruh tani cabai dan mencuci baju. Itupun aku tidak bisa mendapatkan upah kalau hujan deras. Seringkali aku menahan lapar demi anakku, karena uang hasil menjual harta sudah hampir habis. Sementara Aisyah masih harus menjalani dua operasi besar, yaitu operasi jantung dan kepalanya. Belum lagi operasi lanjutan lainnya kelak.Anakku masih membutuhkan biaya untuk ongkos ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, susu dan kebutuhan lainnya.#TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Aisyah tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Aisyah!
Dana terkumpul
Rp 8.376.000
14 hari lagi
Dari Rp 15.000.000
Donasi
Anak
3 Tumor Bersarang di Tulang Belakangnya, Armasya Sampai Lumpuh!
“Ada 3 tumor bersarang di tulang belakang anakku! Bahkan, tumor ini sudah hampir menjalar ke paru-parunya hingga anakku kesulitan bernapas. Lebih menyakitkan lagi, ketika anakku didiagnosa 90% lumpuh! Ia harus menerima kenyataan bahwa Ia tak bisa berjalan seperti dulu lagi!”“Dibalik rasa sakit yang tak terbayangkan akibat penyakit ganas itu mengancam nyawanya, tak sedikitpun anakku terlihat putus asa. Bahkan sehari sebelum operasi, Ia memaksa datang ke sekolah menggunakan kursi roda seolah menunjukkan bahwa Ia semangat untuk hidupnya.” -Riani Arnelisa, Orang tua Armasya-Sudah 1 tahun Armasya Dea (15 thn) berjuang sembuh! Usianya baru 13 tahun saat pertama kali anakku merasakan penyakit ini. Dimulai dengan nyeri pada punggung, dada yang sesak seperti menahannya untuk bernapas, demam tinggi, hingga perlahan kaki anakku melemah dan tak bisa berjalan. Saat ke rumah sakit, hasil pemeriksaan anakku mengejutkan kami sekeluarga. Dokter menemukan tumor di tulang belakang berukuran 3,3 x 5,0 x 3,5 cm. Tumor itulah yang membuat anakku tak lagi merasakan apa pun dari bawah dada hingga ujung kakinya. Sejak saat itu, untuk buang air kecil ia harus menggunakan kateter, dan untuk buang air besar harus dibantu obat. Kondisinya diperparah dengan anemia dan decubitus ulkus, luka pada bokong yang timbul akibat tekanan terus-menerus karena terlalu sering berbaring.Armasya sudah menjalani operasi besar pengangkatan tumor dan operasi luka dekubitus, namun rasa sakit itu tetap menghantuinya. Ia masih sering menangis karena nyeri seperti kesetrum dan terbakar pada punggungnya.Luka terbuka pada bokong anakku selalu mengeluarkan cairan hingga Ia harus menggunakan pampers. Dadanya masih sesak dan Ia tidak bisa melakukan aktivitas apapun karena kakinya yang lumpuh.Kondisi anakku benar-benar mengubah hidup kami sekeluarga, suamiku berhenti dari pekerjaan lamanya agar bisa mendampingi pengobatan anak kami. Suamiku kini hanya bekerja menjadi sopir serabutan dengan penghasilan pas-pasan untuk lima anggota keluarga. Aku pun mencoba berjualan kecil-kecilan agar ada tambahan untuk biaya pengobatan. Hal itu karena aku pernah tak sanggup membawanya berobat, ketika urinnya keruh dan demamnya tinggi. Aku hanya bisa menatapnya dengan air mata, memohon agar Ia kuat sedikit lagi.Proses kesembuhan anakku masih panjang dan biaya pengobatannya cukup besar. Ia masih butuh ongkos bolak-balik rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, kasur hingga bangku khusus karena luka pada bokongnya, alat medis dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Armasya tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Armasya!
Dana terkumpul
Rp 1.759.000
10 hari lagi
Dari Rp 14.100.000
Donasi