Panggilan Mendesak

camp
Anak

Bantu Anak Buruh Tukang Jahit Sembuh dari Kelainan Jantung Bawaan

Kami menjual tanah warisan orang tua untuk membiayai perjalanan pengobatan Gama ke Jakarta. Meski hasil penjualan tidak seberapa, semangat untuk membawa Gama mendapatkan perawatan tetap membara. Ini anakku, Gama (2th). Kami tinggal di Pegaden Tengah, Kel. Pegaden Tengah, Kec. Wonopringgo - Pekalongan. Gamma lahir dari keluarga sederhana yang mengandalkan penghasilan ayahnya sebagai buruh tukang jahit pakaian. Sehari-hari, ayahnya berjuang dengan upah harian Rp 60 ribu rupiah, mencukupi untuk kebutuhan makan keluarga. Walaupun kondisi ekonomi kami terbilang sulit, namun kehadiran Gama merupakan anugerah terindah. Kehadirannya menjadi sinar dalam keluarga kami. Namun, kebahagiaan itu terusik ketika Gama mengalami masalah kesehatan serius.Gama lahir sehat di RSUD Kraton Pekalongan. Sayangnya, pada usia 5 bulan ia mulai mengalami sesak nafas, demam, dan batuk-batuk. Pertumbuhannya pun terhenti secara drastis. Ini semua karena kelainan jantung bawaan diagnosis VSD yang dideritanya. Ini kabar yang sangat menyedihkan untuk kami. Mendengar kabar ini, kebingungan menghampiri kami. Dana yang diperlukan mencapai 100 juta lebih. Sumber penghasilan kami hanya dari suamiku yang bekerja keras sebagai buruh jahit. Sementara kami tetap harus memenuhi rujukan dokter ke RS Harapan Kita Jakarta supaya anakku mendapatkan penanganan yang lebih baik. Kebutuhan hidup dan biaya di Jakarta sungguh besar, tapi kami hanya bisa berharap akan ada keajaiban dan rezeki dari arah mana saja yang terus memacu kami untuk melangkah menjemput kesembuhan anak kami, Gama.#TemanBaik, usaha demi usaha sudah kami lakukan walaupun hasilnya belum seberapa. Untuk itu kami membutuhkan uluran tangan supaya bisa mencukupi kebutuhan anak kami selama masa pengobatan di Jakarta. Bagi yang ingin membantu, bisa klik Donasi Sekarang di bawah ini ya!
Dana terkumpul Rp 9.642.009
5 hari lagi Dari Rp 100.000.000
Donasi
camp
Anak

Usai Operasi Benjolan di Buah Zakar, Putra Malah Kehilangan Pendengaran

“Setelah berjuang menjalani operasi akibat benjolan di buah zakarnya (hernia), aku kembali diuji dengan hal yang lebih berat. Dokter mendiagnosa anakku mengalami tuli berat! Seketika aku sangat terpukul dan tak sanggup menjalani hari-hari, bahkan sekedar makan saja aku tak sanggup.”“Aku tak tega melihat wajah polos anakku harus menanggung derita yang bertubi-tubi, seakan tak memberi ruang untuk lega. Namun, di saat aku hampir menyerah, sahabat hadir menguatkanku. Aku sadar, harus berdamai dengan keadaan dan berjuang demi anakku bisa merasakan hari-hari yang lebih baik.” -Cahyaningsih, Orang tua Putra-Aku bingung ketika buah hatiku, Putra Aditya Alvaro (2 thn), sama sekali tidak menoleh ketika dipanggil. Bahkan, ketika aku sudah berada tepat di depannya, mencoba mengajaknya bicara, ia tetap tak merespon dan bahkan tak menatapku sama sekali. Seketika aku menjadi cemas,  apalagi sebelumnya Ia memiliki riwayat penyakit berat lainnya. Ia sudah 2 kali operasi hernia dan operasi perlengketan usus. Anakku juga mengalami spina, yaitu tulang belakangnya mengalami bengkok. Hasil pemeriksaan membuatku semakin tak kuasa menahan tangis. Kondisi kedua telinganya sudah parah dan ia hanya bisa terbantu dengan alat bantu dengar. Namun harganya sangat mahal, jauh di luar kemampuanku.Akhirnya, aku hanya bisa pasrah, melihat anakku hidup  dengan pendengarannya yang terbatas. Meski begitu, aku terus berusaha agar ia bisa hidup seperti anak-anak lain, membawanya terapi wicara di rumah sakit, bahkan melakukan terapi sendiri di rumah dengan penuh kesabaran.Aku tak ingin perjuangan anakku selama ini sia-sia. Masih terbayang jelas saat ia menggenggam tanganku lembut sebelum memasuki ruang operasi, seolah ingin berkata, “Ibu, aku kuat.” Dan memang benar, ia membuktikannya. Namun kini, tembok besar bernama biaya kembali menghadang.Namun, hambatan biaya ini menjadi tembok besar yang menghalangi. Suamiku bekerja sebagai buruh gudang yang menjual alat-alat fitnes. Entah seberat apapun pekerjaannya, tetap penghasilannya tak sebanding dengan alat bantu dengar yang diharapkan anakku.Selain itu, anakku juga butuh biaya transportasi ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Putra tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Putra! 
Dana terkumpul Rp 8.360.531
7 hari lagi Dari Rp 8.235.529
Donasi
camp
Anak

Tolong Umar Pulih! Kejang & Koma Mengancam Hidupnya

Di awal November 2024, Umar Hanan Wibowo (5 tahun) mengalami kejang pertama kali hingga mulutnya mengeluarkan busa. Saat dilarikan ke IGD, kejangnya terus berulang, hingga akhirnya Umar koma selama satu minggu dan harus dirawat di ruang PICU.Umar yang tak sadarkan diri dirujuk ke RSUD di Jakarta Pusat. Dokter melakukan serangkaian pemeriksaan dan menemukan adanya gangguan serius pada otaknya.Umar menjalani perawatan intensif selama 16 hari, sempat pulang selama dua hari, namun kondisinya kembali memburuk. Dengan suhu tubuh mencapai 40 derajat, Umar dilarikan kembali ke IGD dalam keadaan tidak sadarkan diri.Hingga kini, Umar masih harus menjalani pengobatan untuk infeksi otak yang dideritanya. Pengobatan ini tidak boleh terhenti, jika tidak, kondisinya dapat semakin memburuk. Bahkan, bisa mengancam nyawa Umar. Namun, biaya pengobatan yang tidak ditanggung jaminan kesehatan menjadi beban berat bagi keluarganya.Ayah Umar, Ari Wibowo, bekerja sebagai buruh pabrik dengan penghasilan 675 ribu rupiah per minggu, yang bahkan tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Keluarga Umar telah berusaha semaksimal mungkin untuk pengobatannya. #TemanBaik untuk bersama-sama membantu Umar melanjutkan pengobatannya. Caranya klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul Rp 4.587.010
12 hari lagi Dari Rp 10.539.000
Donasi

Pilihan Campaign