Kategori Campaign
Panggilan Mendesak
Anak
3 Tumor Bersarang di Tulang Belakangnya, Armasya Sampai Lumpuh!
“Ada 3 tumor bersarang di tulang belakang anakku! Bahkan, tumor ini sudah hampir menjalar ke paru-parunya hingga anakku kesulitan bernapas. Lebih menyakitkan lagi, ketika anakku didiagnosa 90% lumpuh! Ia harus menerima kenyataan bahwa Ia tak bisa berjalan seperti dulu lagi!”“Dibalik rasa sakit yang tak terbayangkan akibat penyakit ganas itu mengancam nyawanya, tak sedikitpun anakku terlihat putus asa. Bahkan sehari sebelum operasi, Ia memaksa datang ke sekolah menggunakan kursi roda seolah menunjukkan bahwa Ia semangat untuk hidupnya.” -Riani Arnelisa, Orang tua Armasya-Sudah 1 tahun Armasya Dea (15 thn) berjuang sembuh! Usianya baru 13 tahun saat pertama kali anakku merasakan penyakit ini. Dimulai dengan nyeri pada punggung, dada yang sesak seperti menahannya untuk bernapas, demam tinggi, hingga perlahan kaki anakku melemah dan tak bisa berjalan. Saat ke rumah sakit, hasil pemeriksaan anakku mengejutkan kami sekeluarga. Dokter menemukan tumor di tulang belakang berukuran 3,3 x 5,0 x 3,5 cm. Tumor itulah yang membuat anakku tak lagi merasakan apa pun dari bawah dada hingga ujung kakinya. Sejak saat itu, untuk buang air kecil ia harus menggunakan kateter, dan untuk buang air besar harus dibantu obat. Kondisinya diperparah dengan anemia dan decubitus ulkus, luka pada bokong yang timbul akibat tekanan terus-menerus karena terlalu sering berbaring.Armasya sudah menjalani operasi besar pengangkatan tumor dan operasi luka dekubitus, namun rasa sakit itu tetap menghantuinya. Ia masih sering menangis karena nyeri seperti kesetrum dan terbakar pada punggungnya.Luka terbuka pada bokong anakku selalu mengeluarkan cairan hingga Ia harus menggunakan pampers. Dadanya masih sesak dan Ia tidak bisa melakukan aktivitas apapun karena kakinya yang lumpuh.Kondisi anakku benar-benar mengubah hidup kami sekeluarga, suamiku berhenti dari pekerjaan lamanya agar bisa mendampingi pengobatan anak kami. Suamiku kini hanya bekerja menjadi sopir serabutan dengan penghasilan pas-pasan untuk lima anggota keluarga. Aku pun mencoba berjualan kecil-kecilan agar ada tambahan untuk biaya pengobatan. Hal itu karena aku pernah tak sanggup membawanya berobat, ketika urinnya keruh dan demamnya tinggi. Aku hanya bisa menatapnya dengan air mata, memohon agar Ia kuat sedikit lagi.Proses kesembuhan anakku masih panjang dan biaya pengobatannya cukup besar. Ia masih butuh ongkos bolak-balik rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, kasur hingga bangku khusus karena luka pada bokongnya, alat medis dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Armasya tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Armasya!
Dana terkumpul
Rp 1.679.000
13 hari lagi
Dari Rp 14.100.000
Donasi
Kemanusiaan
Dari Batumbu Untuk Aceh
“Aaaargh! Ayah ayok yah! Ayah cepat ayah! Ya Allah! Banjirnya makin besar, Astagfirulloh! Ini kami terkepung, loteng kami sudah masuk air!” Jeritan para warga pecah, ketika banjir dan tanah longsor menghantam rumah mereka. Suara panik bersahut-sahutan, saling memanggil dan meminta tolong. Para Ibu berteriak mencari keluarganya, anak-anak ketakutan, dan mereka saling menyelamatkan. Seketika, semuanya menjadi lautan air dan tanah dalam hitungan menit.Aceh digulung banjir besar dan tanah longsor yang begitu dahsyat baru-baru ini. Para korban yang terkejut dan panik terpaksa melarikan diri dengan peralatan seadanya, ada yang menggunakan pintu rumah dan kayu sebagai pelampung, hingga ada yang bertahan di atap. Salah satu faktor bencana di wilayah Sumatera Utara yaitu karena dampak Siklon Tropis Senyar yang berkembang di perairan Aceh Timur, Selat Malaka. Sehingga, memicu cuaca ekstrim, berupa hujan lebat, gelombang tinggi dan angin kencang tanpa jeda. Arus banjir dan tanah longsor menjadi begitu cepat, menyapu pohon, bangunan, dan orang-orang yang tidak sempat berlari. Anak-anak berdiri ketakutan di atap rumah yang hampir tenggelam, tubuh mereka menggigil, kaki mereka pegal karena tidak berani duduk, sekali saja mereka lengah, arus bisa menyeret mereka pergi.Diantara mereka juga ada yang tidak sempat menyelamatkan diri. Sehingga, puluhan orang meninggal dunia, beberapa masih hilang, dan banyak yang terluka. Di balik angka-angka itu, ada wajah-wajah yang ketakutan, ada harapan yang putus, ada keluarga yang hancur seketika. Saat ini, para warga bertahan dengan mengungsi ke titik yang lebih aman. Mereka sangat kelelahan, kedinginan, dan kelaparan menghadapi kejadian ini. Tak sedikit dari mereka yang kesakitan akibat menabrak dinding kaca, terjatuh, cedera pada kaki, tangan hingga kepala. Fasilitas umum, jembatan, jalanan hingga jaringan internet lumpuh total! Bencana ini meninggalkan jejak kerusakan yang membuat ribuan keluarga kehilangan rumah karena terendam, harta benda, dan rasa aman. Kini mereka berada di posko-posko seadanya, berdesakan, berharap ada makanan hangat untuk anak-anak mereka, berharap ada selimut kering untuk mengusir dingin yang menusuk tulang, berharap ada obat untuk luka yang mulai memburuk. Mereka tidak punya apa pun lagi. Yang tersisa hanya harapan bahwa pertolongan akan datang.#TemanBaik, Rp100 ribu yang kita sisihkan menjadi harapan bagi para warga Aceh yang sedang berjuang melawan rasa takut dan kehilangan. mari bersama menggenggam tangan saudara kita agar mereka tidak sendirian melawan masa sulit ini. Yuk klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul
Rp 167.000
7 hari lagi
Dari Rp 50.000.000
Donasi
Anak
Sempat Kritis, Afiza Berjuang Melawan Berbagai Macam Penyakit
“Nak, kalau kamu hidup, jadilah kuat!” Itulah doa yang saya bisikkan dalam hati ketika anak saya terbaring dalam kondisi kritis dan hampir menyerah dalam hidup. Saat itu aku merasa tidak ada lagi harapan, tapi ternyata anak saya mampu bertahan.”“Sejak lahir, anak saya harus menghadapi ujian berat. Ia didiagnosa gejala kebutaan, gizi buruk, perkembangan otaknya tidak normal, jantung bocor, sulit menelan hingga masalah pendengaran.” -Siti Haryati, Orang tua Afiza-Afiza Ghania Putri (2 thn), buah hati saya tercinta yang lahir secara prematur dan langsung berjuang dirawat di rumah sakit selama 3 bulan. Namun, begitu pulang ke rumah, tubuhnya selalu membiru dan tersedak setiap minum susu. Masalah pernapasan juga selalu membuatnya bolak-balik rumah sakit.Saat usianya 6 bulan, saya baru menyadari mata anak saya kurang merespon karena Ia sering menabrak ketika berjalan. Setelah periksa ke dokter, ternyata anak saya didiagnosa kebutaan pada bayi prematur dan dirujuk melanjutkan pengobatan ke Jakarta.Perjalanan dari tempat tinggal di Batam menuju Jakarta saya tempuh dengan harapan agar anak saya sembuh. Tapi ternyata, kabar yang harus saya terima menorehkan luka mendalam, semua penyakit di tubuh anak saya terkuak. Rasanya sulit sekali menerima semua ini.Setiap hari saya selalu menyalahkan diri saya sendiri, mengapa anak saya bisa sampai seperti ini? Saya banyak merenung dan menangis, tapi saya harus tegar di depan anak. Saya akan berjuang agar Ia sembuh, bisa seperti anak lain dan mengejar mimpinya. Syukurlah, anak saya selalu ceria dan bersemangat menjalani pengobatan. Ia membangkitkan harapan saya, karena Ia sudah mulai bisa berjalan karena rutin terapi. Meski Ia harus menaikkan berat badan karena akan segera operasi mata kataraknya, tapi ada kelegaan di hati saya melihat perkembangannya.Namun, setiap perjuangan ini terasa berat. Suami saya bekerja sebagai staf di perusahaan dan malamnya Ianjut bekerja sebagai pengemudi ojek online, tapi penghasilannya tak menutupi pengobatan anak selama di perantauan.Saya terjebak kebingungan, tidak tahu harus kemana lagi untuk meminjam uang untuk biaya transportasi anak ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, dan kebutuhan lainnya.#TemanBaik, mari bantu Afiza untuk melanjutkan pengobatannya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul
Rp 13.863.003
3 hari lagi
Dari Rp 13.803.000
Donasi